Palestina Konflik yang Tak Kunjung Usai - Moeslim Terkini
Palestina  Konflik yang Tak Kunjung Usai

Palestina Konflik yang Tak Kunjung Usai

Share This
https://netizen-publik.blogspot.co.id/
( Gambar : Tentara Israel di Lingkungan AL-Quds Bersejata Lengkap )

Netizen Publik : Bagaimana rasanya sholat sementara di depan kita ada sekelompok pasukan bersenjata lengkap menghadang?"
Bagi kita di Indonesia, tentu sulit untuk membayangkan hal tersebut.

Namun bagi warga Palestina, ternyata mereka tidak gentar dan tetap shalat berjamaah di luar areal Masjid Al Aqsa, kiblat pertama umat Islam, sebagai bentuk protes terhadap kedzaliman zionis Israel.
Pada Jumat (14/7) lalu, Masjid Al-Aqsa sempat ditutup total untuk segala aktivitas keagamaan. Untuk pertama kalinya sejak tahun 1967, zionis Israel menutup akses bagi umat Muslim untuk beribadah di Masjid Al Aqsa.

Pemicunya berawal dari aksi penembakan terbuka yang terjadi di dalam kompleks Al-Quds. Membuat masjid dan seluruh petak di Kompleks Tua Al-Quds diblokade dan ditutup total oleh Israel bagi Warga Muslim Palestina.

Riuh protes muslim dunia seakan tak digubris oleh Israel dan kabar berdarah pun kembali terdengar. Sesaat setelah salat Jumat dilangsungkan di Aqsa, Jumat (21/7), darah mengucur deras di muka teras, halaman depan masjid Al-Aqsa.

https://netizen-publik.blogspot.co.id/

Tepat setelah ucapan salam dikumandangkan Imam dari mimbar Al-Aqsa, konflik meletus tepat di depan halaman Al-Aqsa.

Sementara itu di Gaza
Lebih dari 10 tahun Israel meblokade Gaza, sehingga Gaza tidak bisa menjalin hubungan luar negeri dalam aspek apapun. Implikasi ekonomi begitu terasa. Tidak banyak barang yang dapat melintas, sehingga menyebabkan kurangnya suplai di pasar. Harga pun menjadi mahal. Orang-orang harus mengatur strategi memenuhi kebutuhan keluarganya, dan sudah tentu, beberapa bisnis mengalami kerugian.

https://netizen-publik.blogspot.co.id/
Gambar : Wanita di Palestina Mencari Perlindungan
Terbatasnya listrik juga menjadi masalah utama masyarakat Gaza. Dalam satu hari, Gaza hanya mendapat pasokan listrik selama tiga jam, sementara 21 jam lainnya dihabiskan dalam kegelapan. Hal ini membuat bisnis, kantor, dan sekolah sukar beroperasi. Pasien di rumah sakit pun terancam keselamatannya.

“Untuk penerangan, orang-orang menggunakan lilin atau obor kecil,” kisah Jomah Najjar, salah satu mitra ACT yang lain di Gaza.

Saudaraku, Palestina masih tegar meski berdarah. Mereka mewakili 1.5 milyar muslim dunia lainnya menjaga Al-Aqsa kiblat pertama ummat Islam.

Meski konflik, teror, kekurangan makan, gelap dan pengap tanpa listrik, pasokan air bersih yang terus menipis, harga yang melambung, penghasilan yang rendah dan segenap masalah kehidupan lainnya tak terelakkan bagi mereka.

ACT telah menyalurkan bantuan masyarakat Indonesia berupa bantuan pangan, pakaian musim dingin, pembangunan sarana kesehatan dan pendidikan, bantuan penerangan dan lain sebagainya bagi Palestina.

Mari ulurkan tangan bersama bantu Palestina.Mari bebaskan kiblat pertama yang terpenjara kedzaliman.Bersama selamatkan Al-Aqsa!

No comments:

Post a Comment

Pages