Presiden Turki ( Racep Tayip Erdogan )
Keputusan berani yang dikeluarkan Presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk memindahkan Kedutaan Besar AS dari Tel Aviv ke Yerusalem memunculkan banyak pertentangan masyarakat dunia. Respons tersebut salah satunya muncul di Turki, di mana masyarakatnya berdemo pada Rabu (6/12).
Dikutip dari AFP, demonstrasi dilakukan tepat setelah Presiden Trump mengumumkan Yerusalem sebagai ibu kota Israel. Aksi tersebut diwarnai dengan teriakan para demonstran yang mengutuk tindakan Presiden AS ke-45 itu. "AS pembunuh, keluarlah dari Timur Tengah, jatuhlah Amerika,” teriak demonstran. “Yerusalem untuk umat Islam dan akan tetap begitu selamanya," ucap panitia aksi demonstrasi dalam pernyataan mengenai aksi tersebut. Terlihat bendera Palestina berkibar di tengah kerumunan demonstran. Selain bendera, ada juga tulisan-tulisan ‘Bebaskan Palestina’ yang terpampang di pagar Kedubes AS.
Rakyat Turki Berdemo Mengecam US
Tindakan protes tersebut sebenarnya sudah dapat diprediksikan oleh para pemimpin dunia, salah satunya Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan. Erdogan dalam pidatonya mengatakan tindakan Trump akan menyulut amarah dari masyarakat muslim di seluruh dunia.
Peringatan tersebut bukan ancaman kosong, terbukti dengan tindakan masyarakat Turki yang melakukan gerakan protes untuk menentang keputusan tersebut.
Tak hanya Turki, Hamas pun mendeklarasikan bahwa akan melakukan 'Intifada' jilid tiga di hari Jumat esok. Seruan ini disampaikan oleh Pemimpim Hamas, Ismail Haniya, Kamis
Demo Anti Israel Di Turki
Kami menyerukan dan akan melakukan peluncuran Intifada di hadapan musuh zionis," kata Haniya dalam pidatonya di Gaza,
No comments:
Post a Comment