Konflik di Sekitar Masjid Al- Quds Palestina
Berita Ummat : Detak Kota Gaza di pagi buta masih mencekam. Sudah dari pekan kemarin, warga Gaza dipenuhi amarah yang serupa. Amarah yang makin hari makin memuncak. Amarah yang akhirnya berakhir pada demonstrasi, aksi turun ke jalan dan bentrokan ribuan pemuda Palestina dengan serdadu Israel.
Amarah yang membubung itu awalnya bersumbu dari pernyataan Trump, Presiden Amerika Serikat yang berkata bahwa Yerusalem termasuk Kota Suci al-Quds di dalamnya, diakui Trump sebagai Ibukota Israel.
Ketika sekali lagi status Yerusalem kembali diusik, para penjaga al-Aqsa - kebanyakan ribuan pemuda Palestina – tak bisa berdiam. Dimulai sejak Jumat (8/12) selepas salat Jumat pekan kemarin, bentrokan dengan para polisi dan militer Israel terjadi sepanjang hari.
Melaporkan dari Gaza, seorang mitra Aksi Cepat Tanggap mengutip pernyataan dari Kementerian Kesehatan Palestina, tentang jumlah korban bentrokan sejak Jumat (8/12) kemarin. Ia mengatakan, korban luka di Gaza mencapai lebih dari 800 orang.
“Pasca Jumat malam, roket pun dijatuhkan Israel tepat di pinggiran Gaza, dua warga Palestina tewas. Lebih dari 800 terluka karena bentrokan dengan militer Israel,” kata Abu Umar (nama disamarkan, -red) mitra ACT yang bermukim di Gaza.
ACT hadirkan klinik medis gratis, untuk pemuda Palestina yang terluka
Di tengah kondisi Gaza yang masih mencekam, siapa sangka ada narasi berbahasa Indonesia yang terpampang besar di sebuah klinik di wilayah Kota Jabalia, sebelah utara Gaza. Narasi itu bertuliskan; “Bantuan Medis, Gaza Desember 2017”.
Memang Gaza dan Indonesia terpisah ribuan kilometer, tapi sekali lagi dukungan Indonesia hadir nyata di Gaza.
Sejak Senin (11/12), Aksi Cepat Tanggap (ACT) kembali ke Gaza, membawa amanah Masyarakat Indonesia. Klinik medis ACT hadir di tengah-tengah perjuangan warga Gaza membela al-Quds, membela masjid al-Aqsa.
Sebuah klinik berukuran cukup besar di Kota Jabalia diubah oleh ACT menjadi sebuah klinik gratis. “Di tengah semangat perjuangan warga Gaza membela al-Aqsa. ACT kembali menjadi pelopor dari Indonesia, menghadirkan layanan medis gratis untuk ribuan warga Gaza setiap harinya,” kata Bambang Triyono, Direktur Global Humanity Response ACT.
Bambang menambahkan, Klinik ACT di Jabalia berlokasi di titik strategis. “Klinik berada di titik temu terdekat untuk melayani kesehatan ribuan warga Gaza dari Kota Jabalia, Beit Lahia, Beit Hanoun, dan Shekh Redwan,” papar Bambang.
Senin kemarin, selama sehari penuh, klinik ACT di Gaza melayani tak kurang dari 1.183 pasien. Abu Umar menuturkan, ribuan pasien yang datang kebanyakan adalah anak-anak Gaza, ibu hamil, juga puluhan pemuda Palestina yang terluka pascabentrok.
“Pasien klinik ACT di Gaza kebanyakan adalah anak-anak dengan keluhan gangguan pernapasan, kekurangan gizi. Ada juga ibu hamil dan lansia yang membutuhkan pemeriksaan rutin. Pasien yang datang adalah warga Gaza miskin yang sudah lama tak mampu lagi datang berobat ke rumah sakit,” kata Abu Umar, Senin (11/12).
Tidak hanya pasien umum warga Gaza yang singgah sejenak untuk berobat, Abu Umar menuturkan, klinik pun menjadi tujuan pertama bagi para ratusan pemuda Gaza yang terluka, pascabentrokan dengan serdadu Israel.
Gambar : Klinik ATC di Gaza
Meskipun klinik ACT tak henti-henti didatangi pasien, tapi kendala kurangnya tenaga medis dan minimnya obat-obatan yang bisa masuk ke Gaza, tetap mempersulit keadaan.
Bambang menjelaskan, Gaza hari ini masih menjadi wilayah yang terjajah, dikepung dari berbagai sisi oleh Israel. “Obat-obatan adalah barang yang begitu mahal di Gaza. Tersedianya obat gratis di klinik ACT sangat membantu warga Gaza yang terluka pascabentrok,” papar Bambang.
Laporan dari mitra ACT di klinik Jabalia Senin (11/12) kemarin, klinik persembahan dari Masyarakat Indonesia itu masih kekurangan banyak jenis obat-obatan. Terutama obat bagi warga Gaza yang terluka, juga untuk anak-anak Gaza yang butuh suplemen vitamin.
“Sampai Senin, kondisi di Gaza masih memanas. Pemuda Palestina terus melawan. Lemparan batu dibalas dengan peluru karet, granat kejut (stun grenade/flash bang), hingga gas air mata. Mohon doa dari semua masyarakat Indonesia,” pungkas Abu Umar.
Gambar : Suasana di Gaza
Masih belum lepas dari ingatan, Masyarakat Palestina bahkan masyarakat dunia masih marah karena peristiwa penutupan Masjid Al-Aqsa beberapa bulan lalu. Kini, pelanggaran terhadap kesepakatan internasional terang-terangan dilanggar oleh Israel dan Amerika. Membuat luka yang masih basah kembali berdarah.
Teriakan nyaring pun bergema di seantero Palestina, Birruh, Biddam, Nafdika ya Aqsa! Dengan ruh, dengan darah, kami bela kau ya Aqsa!
Gambar : Masyarakat Gaza Membakar Bendera Israel
Pasca Presiden Amerika menyatakan akan memindahkan kedutaan besarnya dari Tel Aviv ke Yarusalem ( Al Quds) pada hari Rabu (6/12), menyebabkan aksi protes warga Palestina yang dibalas dengan kekerasan oleh Militer israel hingga menimbulkan bentrokan di Jalur Gaza, dalam bentrokan ini menimbulkan korban meninggal dan luka-luka. Juga menyebabkan ketidakstabilan kondisi masyarakat dan mengganggu perekonomian Palestina, ditambah lagi dengan telah masuknya musim dingin di Palestina menambah penderitaan warga Palestina, suhu hari ini saja (8/12) mencapai 5 derajat celcius.
Gambar : Air Tergenang di Pemukiman Warga Gaza
Menyikapi musim dingin di Palestina, di pekan ke-4 November, ACT telah mendistribusikan paket bantuan musim dingin, berupa selimut dan pakaian hangat, kepada 200 keluarga di bagian utara jalur Gaza. Selain bantuan paket langsung yang diberikan, dari 200 keluarga tersebut, keluarga yang memiliki anak usia sekolah diberikan voucher (Humanity Card), yang dapat digunakan untuk memilih baju-baju hangat di toko-toko pakaian yang sudah bekerjasama dengan ACT.
Hal ini dilakukan untuk menghibur dan memberi kebahagiaan kepada anak-anak, agar mereka dapat terus bersekolah dan dapat melakukan aktifitas sehari-hari ditengah terpaan cuaca dingin . Saat ini warga Gaza bukan hanya tengah berjuang melawan cuaca ekstrem, mereka juga tengah memperjuangkan tanah air tercinta, memperjuangkan hak-hak yang terampas dengan segala keterbatasan.
Gambar: Bantuan ATC Sampai di Palestina
Lebih dari dua juta jiwa warga Palestina akan melewati musim dingin ditengah ketidakstabilan politik dan ekonomi. Doa dan dukungan terbaik kita insyaAllah akan menguatkan perjuangan saudara-saudara kita di Palestina. Jangan biarkan mereka membeku, hanya karena hati kita yang beku.
Sumber : kitabisa.com
No comments:
Post a Comment